JAKARTA-Penawaran blok minyak dan gas (migas) yang digelar pemerintah melalui mekanisme lelang reguler kembali sepi peminat. Dalam pengumuman tender reguler yang masuk putaran pertama tahun 2009 di Jakarta, hanya satu diminati investor dan ditetapkan pemenangnya dari 17 blok yang ditawarkan.
"Kondisi ini memang meyedihkan sekali. Kami akan mengevaluasi diri sendiri dan juga bicara dengan BP Migas," kata Dirjen Migas Departemen ESDM Evita Legowo usai pengumuman tersebut.
Menurut dia, penyebab tidak lakunya blok migas tersebut antara lain dikarenakan perekonomian global yang sedang krisis, rencana pemerintah membatasi pengembalian biaya operasi (cost recovery), dan UU tentang lingkungan hidup.
Padahal, pemerintah sudah memperpanjang masa penawaran 17 blok migas tersebut selama sebulan agar lebih banyak lagi investor yang berminat.
Masa pengambilan dokumen tender reguler diundur dari 12 Oktober 2009 ke 12 Nopember 2009 dan pemasukan dokumen diundur dari 13 Oktober 2009 menjadi 13 Nopember 2009.
Ke-17 blok yang ditender secara reguler tersebut adalah Tomini Bay I, Tomini Bay II, Tomini Bay III, Tomini Bay IV, Tomini Bay V, Gorontalo Tomini I, Gorontalo Tomini II, North Bone, Kolaka Lasusua, Kabaena, Jampea, Buton III, Menui Asera, Morowali, Sula I, Sula II, dan Bird's Head.
Evita mengatakan, pemenangnya hanya satu yakni PT Brilliance Energy untuk Blok Sula I.
Hal yang sama terjadi dalam lelang blok migas putaran pertama 2009 melalui mekanisme penawaran langsung. Dari enam blok, hanya dua dimenangkan investor yakni Blora oleh PT Sele Raya dan North Makasar Strait oleh Konsorsium PT Baruna Nusantara Energy-Niko Resources Ltd.
Sebanyak empat blok lainnya yakni Kubu, North East Ogan Komering, Off West Java, East Simenggaris, dan Digul tidak ada pemenangnya. Sebelumnya, dari 16 blok migas yang ditawarkan dalam tender reguler tahap kedua tahun 2008/2009, hanya lima blok dimenangkan investor.
Penyebab juga karena faktor eksternal yang sama seperti penawaran lelang reguler tahap pertama 2009.
Tidak lakunya blok-blok migas tersebut akan mengancam pencapaian produksi migas yang akan menurun di masa-masa mendatang. Evita mengatakan, pihaknya akan melakukan terobosan guna lebih menarik investor.
Khusus blok di Indonesia bagian timur yang ditawarkan secara langsung, pemerintah akan memberikan kesempatan investor langsung melakukan pengeboran terlebih dahulu."Investor tersebut akan mendapat 'first right refusal' (hak pertama kali menawar)," katanya.
Selain itu, lanjut Evita, pihaknya juga akan membuat jadwal tetap tender yakni setiap bulan Maret dan September. Pada Rabu ini, pemerintah juga mengumumkan pemenang lelang melalui penawaran langsung sebanyak tiga blok gas metana batubara tahun 2009. Berbeda dengan blok migas, penawaran blok CBM cukup diminati investor.
Ketiga blok CBM itu adalah Barito dimenangi Konsorsium PT Trans Asia Resources-PT Jindal Stainless Indonesia, Blok Rengat oleh Indon CBM Ltd, dan Sanga-Sanga dimenangi Konsorsium Vico Co LLC, BP East Kalimantan Ltd-Lasmo Sanga-Sanga Ltd-Opic Oil Houston Inc-Virginia Inter Co LLC-Universe Gas and Oil Co Inc.
Selain itu, pemerintah juga menetapkan dua kontraktor yang mengusahakan blok yang berlokasi di wilayah tambang batubara dan migas yakni Blok Muara Enim dan Batang Asin. Serta, menetapkan pemenang lelang penawaran langsung wilayah kerja produksi yakni PT Sarana Pembangunan Riau-Kingswood Capital Ltd untuk Blok Langgak.
"Penandatanganan kontrak kerja sama blok-blok yang diumumkan pemenangnya hari ini akan dilakukan pada 30 November 2009," ujar Evita.
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan