Euro Melemah, Rupiah Keok

(JAKARTA) - Utang Yunani membuat euro melemah mengakibatkan penguatan dolar Amerika Serikat terhadap mata uang kawasan, termasuk rupiah.

Pada transaksi valuta asing di pasar spot antarbank di Jakarta, Senin (3/5) sore ini rupiah ditutup pada level 9.030, yang berarti melemah 25 poin dari posisi Jumat lalu di 9.005 per dolar Amerika Serikat.

Pengamat pasar uang dari PT Harvest International Futures, Tony Maryano menjelaskan, pelaku pasar melakukan aksi ambil untung setelah rupiah dalam beberapa hari hanya bergerak di sekitar 9.000 per dolar Amerika. “Alhasil, rupiah sedikit melemah kali ini,” ujarnya.

Tapi, pelemahan rupiah sangat terbatas karena potensi penguatan rupiah masih sangat terbuka seiring terus masuknya aliran dana asing ke pasar instrumen investasi domestik. “Fundamental ekonomi yang cukup solid dan tingkat suku bunga rupiah dan dolar Amerika yang masih cukup lebar masih menjadi nilai positif bagi mata uang lokal,” ujarnya.

Rencana pengetatan likuiditas di Cina untuk meredam laju inflasi membuat investor untuk sementara melepas mata uang yang berimbal hasil tinggi di pasar berkembang. “Adanya ketidakpastian di pasar finansial global membuat pelaku pasar mengalihkan dananya dalam dolar AS sebagai safe haven,” kata Tony.

Dalam jangka pendek rupiah masih akan ditransaksikan dalam kisaran antara 9.000 hingga 9.050 per dolar Amerika.

Indeks dolar Amerika terhadap enam mata uang rival utamanya kembali naik 0,31 poin atau 0,38 persen ke level 82,17. Yen Jepang kembali melemah 0,227 poin menjadi 94,078 per dolar Amerika, euro melemah 0,005 poin menjadi US$ 1,3237, dan poundsterling juga terdepresiasi 0,0044 poin ke level US$ 1,5229.


Berita lainnya :
------------------------------------------------------------------------------------------------















------------------------------------------------------------------------------------------------