(SUARAPUBLIC.CO.CC) - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla menyentil partai politik yang tidak memberikan bantuan sosial untuk para pengungsi korban banjir kiriman di DKI Jakarta.
"Bencana kali ini memang berbeda dengan terjadi tahun lalu. Hampir semua partai mendirikan posko bantuan karena bertepatan dengan pelaksanaan Pemilu," katanya usai meninjau posko pengungsian korban banjir di Kampung Melayu, Jakarta Timur, kemaren.
Kemudian JK membandingkan partai politik dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Menurutnya PMI tidak seperti partai. Ada atau tidak ada pemilu, PMI tetap memberi bantuan.
Selama sekitar 30 menit, Jusuf Kalla sempat berkeliling ke tenda-tenda pengungsian korban banjir yang berada di gedung bekas Bioskop Nusantara bersama Wali Kota Jakarta Timur Murdhani.
PMI sendiri telah menerjunkan lebih dari 200 sukarelawan untuk membagikan bantuan makanan dan air bersih, menangani perawatan kesehatan pengungsi, dan evakuasi pengungsi. PMI juga menerjunkan mobil dapur umum, tenda kesehatan, puluhan perahu karet, tenda, selimut, tikar, susu cair, dan obat-obatan.
Menurut JK, bencana banjir di Jakarta disebabkan tidak tertanganinya masalah-masalah perkotaan, seperti sampah, tata ruang kota, dan drainase. Untuk itu, mantan wakil presiden ini meminta pemerintah provinsi DKI Jakarta memperluas daerah hijau dan mempercepat penanganan drainase sungai.
Data PMI Jakarta Timur, pengungsi korban banjir di Kampung Melayu hingga kemarin petang mencapai 1.729 jiwa, terdiri atas 505 kepala keluarga.
Selain di Kampung Melayu, banjir dengan ketinggian beberapa puluh sentimeter hingga dua meter terjadi di kawasan Rawajati, Kalibata, Pengadegan, Kebon Baru, Bidaracina, Kampung Melayu, Bukit Duri, dan Jatipinggir
DISTRIBUTOR ARMOURA OBAT KECANTIKAN DAN DIET MENCERAHKAN KULIT COLLAGEN DAN
PLUM ORIGINAL ORIGINAL RESMI
-
Agen resmi armoura ramuan pelangsing badan mencegah penuaan dini collagen
dan plum original. Armoura minuman pelangsing dan kecantikan dan pemutih
wajah ...
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan