China Tetap Pertahankan Tibet

SUARAPUBLIC – Seorang pejabat senior China mengatakan, pihak China telah memberitahu utusan Dalai Lama, bahwa Beijing takkan mengadakan perdebatan kompromi apapun mengenai kedaulatan China atas Tibet.

Du Qinglin, kepala departemen pemerintah China yang ditugaskan mengadakan pembicaraan tersebut mengatakan, kepentingan nasional China tidak dapat diganggu gugat, sehingga tak ada ruang bagi diadakan pembicaraan dan tak ada ruang bagi kompromi mengenai masalah-masalah wilayah.

Pada pembicaraan terakhir pada 2008, para utusan Dalai Lama mengusulkan jalan bagi warga Tibet untuk mencapai otonomi lebih luas dibawah konstitusi China.

Tapi China menolak rencana itu dengan mynatakan tidak mungkin Tibet memperoleh semacam kebebasan yang diberikan kepada wilayah-wilayah, seperti Hong Kong dan Makau.

Para pejabat China bersikeras mereka hanya akan membicarakan kepulangan Dalai Lama, yang melarikan diri ke tempat pengasingan pada 1959.

Sementara dari Dharamsala, India, utusan pemimpin spiritual Tibet di pengasingan, Dalai Lama, tiba kembali di India, Senin (1/2), setelah melakukan perundingan di China mengenai masa depan wilayah Himalaya yang bergolak itu.

Kedua utusan itu tiba di New Delhi setelah mengadakan serangkaian pertemuan dengan wakil pemerintah China, yang dimulai di negara bagian tengah Hunan, sebelum berpindah ke Beijing.

Sekretaris senior Dalai Lama, Chhime Chhoekyapa menolak menjelaskan secara detil mengenai pembicaraan yang menandai kontak pertama antara kedua pihak sejak November 2008. Utusan Lodi G.

Gyari dan Kelsang Gyaltsen akan melakukan perjalanan ke kota pegunungan India Utara, Dharamshala, Senin malam, untuk memberikan penjelasan kepada perdana menteri pemerintah Tibet di pengasingan, kata Chhoekyapa.

Pada putaran terakhir perundingan-perundingan itu, rakyat Tibet telah menyampaikan satu memorandum yang menegaskan permintaan otonomi mereka, di wilayah pemukiman pegunungan kaum Budhis sesuai dengan konstitusi China.

Tapi Beijing mengatakan, pada saat itu pihaknya tidak akan berkompromi mengenai sikapnya, bahwa Tibet adalah bagian integral dari China. Pihak China tetap akan membuka pintu bagi perundingan-perundingan mendatang, meskipun terdapat perbedaan tajam antara kedua pihak.

Gyari dan Gyaltsen terbang ke China 25 Januari, untuk melakukan putaran kesembilan dari pertemuan-pertemuan sejak proses dialog yang rumit sejak 2002.

Dalai Lama telah meminta otonomi sepenuhnya untuk Tibet sejak ia meninggalkan tanah airnya, menyusul pemberontakan yang gagal pada 1959 terhadap pemerintahan China, sembilan tahun setelah pasukan China menyerang wilayah itu.

China sering mengatakan, Dalai Lama sebenarnya ingin merdeka penuh dan menegaskan bahwa dia harus meninggalkan kegiatan separatisnya. Namun, Dalai Lama membantah tuduhan tersebut.(*)
Share this article :
|
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LINTAS GLOBAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger