Sri Mulyani Mau Dijadikan "Tumbal"


SUARAPUBLIC - Ternyata kasus Bank Century mengerucut pada kepentingan partai politik. Sri Mulyani Indrawati hendak dijadikan "tumbal". Partai Golkar disebut-sebut telah membuat kesepakatan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menggeser Menteri Keuangan, Februari nanti.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Departemen Keuangan, Anggito Abimanyu digosipkan akan menggantikan posisi Sri Mulyani sebagai menteri keuangan. Sebagai sesama profesional, Anggito dinilai lebih bisa melakukan komunikasi dengan elite politik dibandingkan Sri Mulyani yang tidak kenal kompromi.



Isu rencana penggantian Sri Mulyani menghangat, setelah sebuah harian berbahasa Inggris, The Jakarta Post, edisi Senin ini memberitakan Aburizal Bakrie telah mencapai kesepakatan dengan Presiden Yudhoyono untuk mengganti Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan Anggito Abimanyu.

Namun ketika diminta komentarnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Golkar Priyo Budi Santoso memastikan kabar itu tidak jelas. Sejauh ini belum ada kesepakatan apa pun antara Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dengan dengan Presiden SBY. Pansus Century bekerja apa adanya. "Kalau ada yang salah akan diproses baik hukum atau politik. Kalau tidak ada apa-apa kasus ditutup," jabar Priyo di Jakarta, Senin (18/1).

Begitu pula Sekjen DPP Partai Golkar, Idrus Marham menegaskan, tak benar ada wacana Presiden SBY mengganti Menteri Keuangan Sri Mulyani. Memang btul, Presiden berdialog dengan ketua-ketua parpol mitra koalisi pendukung pemerintah. Tapi Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie, tidak pernah mewacanakan hal itu dalam dialog dengan Presiden Yudhoyono.

Wakil Ketua DPP Partai Demokrat, Ahmad Mubarok mengamini pendapat politisi asal Golkar. Dia memastikan, kesepakatan SBY-Ical adalah rumor. Mubarok tak yakin ada kesepakatan itu. Mubarok juga menyanggah, kesapakatan SBY-Ical lahir karena kerasnya sikap Fraksi Partai Golkar dalam Pansus Century. "Terlalu cepat,. Kalau mau mengganti menteri di bulan Februari," sebutnya.

Sedangkan pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi menyatakan, Anggito lebih fleksibel dibandingkan Sri Mulyani yang terkenal tanpa kompromi. Makanya, Anggito lebih bisa diterima oleh elite politik. Namun untuk reformasi di Departemen Keuangan, Sri Mulyani layak dipertahankan. Sebagai seorang profesional, Sri Mulyani tak diragukan integritasnya. Bahkan kadang Sri Mulyani tak takut bertentangan dengan elite politik.(*)
Share this article :
|
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LINTAS GLOBAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger