Kelompok Bertikai, Siswa SMP Dipanah


SUARAPUBLIC – Pertikaian antar kelompok, seperti tak ada hentinya di Timika, Papua. Isodorus Edoway (13) pelajar SMP, menjadi korban pertikaian di wilayah Kwamki Lama. Korban meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika, Senin (18/1) petang.

Jenazah pelajar SMP Yayasan Pendidikan Persekolahan Gereja Indonesia (YPPGI) Abdiel Tinal, Kwamki Lama itu dibawa ke rumahnya di kompleks Dagama, Kelurahan Kwamki Baru, sekitar pukul 16.00 WIT. Kondisi jasad korban sangat mengenaskan. Tiga buah anak panah masih tertancap di bagian dadanya.



Seorang kerabat korban mengatakan, pihak keluarga menolak permintaan dokter RSMM Timika untuk mengeluarkan anak panah dari tubuh korban. Keluarga melarang anak panah dikeluarkan, karena mereka menginginkan masyarakat dan dua kelompok yang bertikai tahu bahwa pertikaian telah membuat orang tidak bersalah juga menjadi korban.

"Kami tidak mau dioperasi. Biara semua orang melihat dan mengetahui kejadian ini memakan korban seorang anak sekolah yang tidak tahu apa-apa. Orang yang tidak bersalah justru jadi korban," ujar kakak korban.

Sang kakak menyatakan, Isodorus pergi ke Kwamki Lama, Senin pagi untuk mencari tahu apakah kegiatan belajar mengajar di SMP YPPGI Abdiel Tinal Kwamki Lama, sudah dimulai lagi karena sejak beberapa waktu lalu diliburkan.

Saat itu Isodorus mengayuh sepedanya dari rumah menuju Kwamki Lama, berjarak kurang lebih sekitar tiga kilometer. Tapi di tengah jalan, Anak dari suku Mee, Paniai itu dihadang oleh sekitar 15 orang di Jalan Freeport Lama. Belasan orang yang menghadang Isidorus itu diduga warga "kelompok bawah" Tuni Kama, Kwamki Lama.

Para penghadang melesakkan sejumlah anak panah ke tubuh Isidorus, hingga ia terkapar. Delapan anak panah langsung menancap di sekujur tubuhnya. Beberapa saat kemudian, anggota Brimob Detasemen B Polda Papua, datang ke lokasi kejadian. Mereka menemukan Isidorus dalam kondisi kritis.

Korban dilarikan ke RSMM Timika untuk mendapat pertolongan medis. Saat bersamaan, para penyerangnya kabur ke dalam hutan. Tewasnya Isidorus menambah jumlah korban meninggal dalam pertikaian antar dua kelompok warga di Kwamki Lama menjadi tiga orang.

Dua korban yang tewas sebelumnya adalah Albert Mom (32) dan Daud Tinal alias Daud Murib alias Amon Kogoya (28). Keduanya meninggal dunia setelah dibakar. Sedangkan korban luka tercatat mencapai 80 orang.

Anggota DPRD Mimika, Karel Gwijangge mengutuk keras pembunuhan terhadap Isidorus Edoway, pelajar SMP YPPGI Kwamki Lama. Tewasnya Isidorus murni kelengahan polis, karena kurang tegas menangkap dan memproses para pelaku pertikaian di Kwamki Lama. "Ini kriminal, bukan masalah adat. Pelaku harus ditangkap dan diproses," tandasnya.(*)
Share this article :
|
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LINTAS GLOBAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger