Jantung Tak Suka Asin

SUARAPUBLIC - Mengurangi asupan garam hingga 3 gram per hari atau sama dengan separuh sendok teh, ternyata bisa memotong risiko penyakit jantung dan kematian secara dramatis. Penelitian yang dilakukan pada orang dewasa di Amerika itu memperlihatkan bahwa asupan garam yang terlalu banyak bisa membahayakan tubuh kita.

Seperti diketahui, garam bisa menyebabkan atau memperburuk kondisi tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko penyakit-penyakit pembuluh darah.

Menurut peneliti masalah ini, yang mempublikasikan penelitiannya secara online di New England Journal of Medicine edisi Januari, pengurangan asupan garam sama menguntungkannya dengan mengurangi kebiasaan merokok hingga 50 persen atau mengurangi Indeks Massa Tubuh hingga 5 persen saja pada orang yang mengidap obesitas.



"Ide mengurangi asupan garam telah lama menjadi pembicaraan. Penelitian ini memberi validitas ilmiah dalam hal pentingnya mengurangi asupan garam demi meningkatkan kualitas hidup," kata Dr Robert Eckel, profesor di Fakultas Kedokteran University of Colorado Denver School of Medicine.

Lembaga-lembaga yang bergerak di bidang kesehatan di Amerika sudah membuat rekomendasi untuk orang dewasa soal limit konsumsi garam harian, yang semestinya kurang dari 5,8 gram atau 2.300 miligram untuk sodium. Tapi angka ideal harian adalah 3,7 gram.

Sementara itu, The American Heart Association juga menyebut angka 2.300 miligram sodium per hari. Tetapi harus dicatat, untuk orang lanjut usia atau mereka yang telanjur mengidap tekanan darah tinggi, harus lebih rendah dari angka 1.500 miligram per hari.

The New York City Health Department, di bawah Mayor Michael Bloomberg, pernah mengkampanyekan "National Salt Reduction Initiative" dengan program menurunkan 20 persen konsumsi garam dalam 5 tahun.

Target utamanya adalah restoran dan industri pangan yang paling banyak menggunakan sodium. Ini memang wajar saja, karena selama ini hanya satu seperempat konsumsi gula yang berasal dari garam di dapur rumah. Para peneliti dari University of California, San Francisco, itu belum lama ini mempublikasikan data penyakit jantung di antara orang dewasa berusia 35-84 tahun.

Dengan model komputer, diprediksi pengurangan 3 gram garam per hari bisa memotong munculnya kasus jantung koroner baru tiap tahun hingga 60-120 ribu kasus, stroke 32-66 kasus, dan serangan jantung 54-99 kasus. Yang mencengangkan, angka kematian tahunan dengan berbagai akibat akan menurun sebanyak 44-92 ribu kasus.

Tapi jika pun asupan garam dikurangi 1 gram saja dari makanan dan camilan harian mereka, efek yang dihasilkan tetap menyenangkan: 20-40 ribu lebih sedikit kasus penyakit jantung, 18-35 ribu lebih sedikit kasus serangan jantung, 11-23 ribu lebih sedikit kasus stroke, dan kematian akan berkurang 15-23 ribu kasus.

Ahli gizi Ida Ruslita Amir, SKM, Mkes dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia mengatakan, mengurangi asupan garam sebaiknya tak dilakukan hanya ketika dewasa dan ancaman masalah pembuluh darah sudah di depan pintu. Mengatur asupan garam dengan menjaga pola makan bisa dibiasakan sejak kanak-kanak.

Ida mengingatkan orang tua agar lebih peduli pada apa yang dimakan anak-anak di sela-sela makanan pokok yang biasanya sudah disediakan di rumah. Sebab, masih banyak jajanan anak di sekolah dengan kandungan gula dan garam yang melewati ambang batas normal.

Masalahnya, selain rasa ini menjadi daya tarik buat anak, gula dan garam secara tradisional adalah alat pengawet yang paling banyak dikenal. Jadi, Ida melanjutkan, sebenarnya paling aman membekali anak dengan makanan dari rumah yang bisa kita kontrol kadar gula dan garamnya.(*)


Share this article :
|
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LINTAS GLOBAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger