Demo Besar Berakhir Antiklimaks


SUARAPUBLIC – Demo besar memperingati 100 Hari Pemerintahan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan tuntutan SBY-Boediono lengser akhirnya antiklimaks. Walau unjuk rasa relatif besar dan terjadi di berbagai kota, tuntutan yang disampaikan tidak fokus pada pelengseran SBY-Boediono.

Unjuk rasa terjadi di Jakarta, Surabaya, Makassar, serta ibukota provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia. Tapi, tuntutan tak fokus. Massa buruh yang bisa dibilang mayoritas malah menuntut pemerintah pro buruh. Sebagian massa lainnya juga menuntut penggantian Menkeu Sri Mulyani dan Wapres Boediono.

Besarnya unjuk rasa ini memang tak lepas dari turunnya kalangan buruh, selain massa mahasiswa dan LSM. Sekitar 9.000 ribu pendemo dari Serikat Pekerja Nasional (SPN) terlibat unjuk rasa di Jl Gatot Soebroto, depan Gedung DPR/MPR RI Senayan, Jakarta, pukul 12.00 siang tadi hingga memacetkan jalan itu.



Di Surabaya, ribuan buruh dari elemen buruh Logam, Elektronik Mesin (LEM) SPSI, SPN Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Pasuruan dan beberapa elemen lainnya juga demo di depan Gedung DPRD Jawa Timur, Jl. Indrapura, Kamis (28/1) siang tadi. Tetapi mereka menuntut pemerintah membatalkan perdagangan bebas ASEAN-China serta membatalkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang pesangon dan outsourcing.

Demo lain digelar BEM ITS, Unair, dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Surabaya juga berlangsung di Tugu Pahlawan, Gedung Negara Grahadi, dan Tugu Bambu Runcing.

Di Istana Negara, sekitar 1.000 pendemo tiba pada pukul 12.00. Termasuk di antaranya yang berdatangan dengan 30 metromini dari Tugu Proklamasi. Aksi ini diikuti berbagai elemen masyarakat seperti sejumlah kampus di Jakarta, LSM, Forum Muda-mudi Depok, Kapak, Jamper, dan masyarakat umum. Mereka sudah terkordinasi rapi dengan mengenakan kaus putih bertuliskan ’’Century, Biarkan Rakyat Yang Mengadili’’.

Namun, pagi sebelumnya sekitar 300 aktifis Aliansi Rakyat untuk SBY (Arus) sudah mendahului berunjukrasa mendukung Presiden SBY di seberang Istana Negara. Mereka mendukung SBY untuk lima tahun ke depan. Bukan hanya untuk 100 hari kabinet. Pernyataan dukungan ini disampaikan saat melakukan orasi di seberang Istana Negara.

Di Bundaran HI hingga pukul 12.00 juga terlihat konsentrasi massa namun tidak banyak, sekitar 500 orang. Sempat ada seekor kerbau dibawa demonstran dengana kepala dan bokong ditempeli gambar SBY. Tapi, kerbau itu dihalau polisi dan oleh pendemo dibawa ke belakang Grand Indonesia. Sebanyak 200 aparat tampak berjaga-jaga.

Perwakilan Aksi Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak), Effendy Ghazali, mengatakan aksi demo dilakukan 65 Ormas. ’’Ada massa 10 ribu berdemo di DPR, ada juga massa KAMMI di KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Massa yang ikut berdemo adalah petani, buruh, dan sebagainya,’’ kata Effendy.

Khusus Kompak, kata dosen UI ini, demo dipusatkan di Istana Negara. Namun, SBY tidak berada di kantornya karena berada di Banten untuk meresmikan PLTU Labuan (300 Mw) di Desa Sukamaju, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Di tempat yang sama juga diresmikan PLTU Labuhan Angin Sumatera Utara (2x115Mw). Acara dimulai sekitar pukul 10.30 WIB. Presiden memberikan sambutan pukul 11.10 WIB, sekaligus prosesi peresmian dua PLTU tersebut.(*)


Share this article :
|
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LINTAS GLOBAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger