JAKARTA-Gesekan baru telah muncul dalam Partai Golkar sebagai kelompok anggota partai Aburizal Bakrie mengatakan harus dihentikan sementara dari tugasnya sebagai ketua Golkar, sehingga ia dapat fokus pada penyelesaian masalah dengan kantor pajak.
Jumat lalu, Kepala Kantor Pajak Mochamad Tjiptardjo mengatakan sedang menyelidiki kemungkinan kantor pajak evasions senilai Rp 2,1 triliun (US $ 222.6 juta) oleh tiga penambang batu bara yang terafiliasi dengan Grup Bakrie - PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia, dan perusahaan induk mereka, PT Bumi Resources - 2007 yang berkaitan dengan kewajiban pajak mereka.
Kelompok, Kaukus Golkar Bersih (KGB), dilaporkan berafiliasi dengan mantan Vice President dan Ketua Golkar Jusuf Kalla dan raja media Surya Paloh, Aburizal saingan utama dalam pemilihan ketua Golkar baru-baru ini, mendapatkan momentum dalam menyerang mereka Aburizal, mengungkapkan perpecahan dalam pesta.
"Para dugaan pelanggaran pajak yang melibatkan ketua memiliki potensi untuk menodai citra Golkar," pendiri KGB Zaenal Bintang kepada The Jakarta Post di Jakarta, Rabu.
"Kami meminta ketua untuk sementara mengundurkan diri, bukan karena kita terus dendam apapun terhadap dia, tetapi karena kita peduli tentang citra partai. Kami sangat sedih melihat banyak anggota Golkar yang terlibat dalam korupsi dan kasus pidana, "katanya.
Zaenal's sesama pendiri Ferry Mursyidan Baldan mengatakan cabang KGB akan dibentuk sesegera mungkin di semua kantor regional Golkar di seluruh Indonesia.
"Kami punya banyak rekan-rekan yang mengatakan bahwa mereka berbagi pandangan yang sama dan akan mendukung KGB," ujar Ferry.
Salah satu ajudan dekat Aburizal, Firman Soebagyo, bagaimanapun, mengecilkan permintaan, dan mengatakan itu hanya suara signifikan pendapat dibesarkan oleh sejumlah kecil anggota.
"Kita semua tahu Pak Zaenal. Zaenal tidak akan Zaenal jika ia tidak membuat berita. Akan tetapi,
Saya ingin menekankan bahwa partai kami sangat solid di belakang Pak Aburizal. Kita tidak merasa ada urgensi sama sekalibaginya untuk mengundurkan diri dari jabatannya, "katanya.
Analis politik Sukardi Rinakit mengatakan dia tidak terkejut pada keretakan baru-baru ini muncul dalam Golkar.
"Ini merupakan kelanjutan dari gesekan yang terjadi selama ketua partai ras antara Aburizal's blok dan bahwa Surya Paloh," kata Sukardi.
"Gesekan sekarang muncul kembali setelah sengketa baru-baru ini antara Aburizal dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Blok yang kalah dalam Golkar sekarang berusaha untuk memanfaatkan momentum ini untuk menggulingkan ketua, "katanya.
"Namun, saya rasa mereka tidak akan berhasil. Aburizal, sebagai suatu fakta, telah di atas angin dengan kekuasaan dan [uang], "katanya.
Mulyani baru-baru ini mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa Aburizal tidak senang dengan masa lalunya karena keputusan yang mendarat beberapa pukulan keras di bisnis.
Mulyani juga mengatakan ia percaya Aburizal akan menggunakan pengaruhnya dalam DPR untuk mendiskreditkan dirinya sebagai menteri keuangan untuk perannya dalam bailing out Bank Century pada bulan November tahun lalu.
Bailout telah dianggap oleh banyak orang tercemar dalam kontroversi, karena telah merugikan negara sekitar Rp 6.76 triliun.
Pembuat undang-undang di Dewan mengatakan mereka menduga penyelidikan Aburizal's pajak mungkin ada hubungannya dengan upaya Mulyani untuk menyerang Aburizal.
Ahli dari Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, mengatakan dia yakin Mulyani telah membuat keputusan yang tepat untuk menargetkan Aburizal's perusahaan.
"Dia memiliki banyak sudut untuk menyerang Aburizal dan Golkar. Citra partai telah sangat berkarat di depan umum, dan ketua sendiri penuh dengan kontroversi. Sisi ofensif, dia dapat menyerang Aburizal bisnis, dan di sisi defensif, dia dapat bermain korban.Yang akan mendapatkan lebih nya simpati, "katanya. Sumber: The Jakarta Post
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan