SIDOARJO - Nasib Pawi (93) benar-benar mengenaskan. Ia tewas dengan sejumlah luka bacokan pisau, di rumahnya, Dusun Cangkringan RT 1 RW 3 Desa Kedung Sugo, Prambon, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (28/11) siang. Tukang pijit keliling ini tewas setelah dibacok anak tirinya, Puji, 37.
Sebelum membacok, Puji melumuri wajah Pawi dengan sambal. Dia kesal karena Pawi menjual bahan bangunan rumah milik istrinya, Ny Poniti, yang juga ibu kandung Puji. Rumah tersebut sedang direnovasi.
Informasi yang dihimpun Surya, pertengkaran bapak-anak tiri ini diketahui sejumlah tetangga, Sabtu (28/11) sekitar pukul 12.30 WIB. Mereka mendengar bunyi bak-buk-bak-buk, layaknya orang saling memukul.
Adapun Rumah yang dipakai bertengkar dan berkelahi itu dalam kondisi berantakan karena direvonasi sejak dua pekan lalu. Namun warga tidak mengetahui pasti apa yang terjadi, karena pintu rumah dikunci dari dalam.
“Begitu mendengar ada pertengkaran, saya langsung memanggil warga lain untuk mendekat ke rumah tersebut, “ kata Misdi, 49, saksi mata yang rumahnya berjarak tiga rumah dari rumah keluarga Pawi, kemaren.
Setelah memanggil beberapa warga lain, Misdi bergegas menuju rumah kepala dusun setempat, Sumali, mengabarkan kejadian tersebut. Kabar itu akhirnya tersiar ke seluruh pelosok dusun sehingga ratusan warga pun berbondong-bondong mendatangi rumah Pawi.
Sampai kemudian di antara warga menjerit kaget melihat Puji keluar rumah dengan tangan berlumuran darah memegang sebilah pisau panjang seperti golok yang masih berlumuran darah segar pula. Setelah itu tampak Pawi tersungkur di lantai ruang tengah rumah, dengan tubuh penuh darah dan terhimpit meja kayu.
Diduga karena menyesal, Puji hanya diam sambil memegangi pisaunya. Sampai kemudian, tiga anggota Polsek Prambon datang meringkus Puji dan membawanya ke Mapolsek Prambon.
Menurut Sumali, sesaat sebelum kejadian, korban diketahui bertengkar mulut dengan istrinya, Ny Poniti. Diduga pertengkaran pasangan suami-istri ini kemudian dilerai Puji, yang sehari-hari tinggal di samping rumah orangtuanyat.
“Kemungkinan Puji hendak membela ibunya yang bertengkar dengan ayah tirinya, “ ujar Sumali.
Sebelum kejadian, Pawi tiba baru sehari di rumah tersebut. Sehari-hari Pawi tinggal di Gayungan, Surabaya, karena bekerja di Surabaya. Setiap dua pekan Pawi pulang ke rumah istrinya
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan