Kepala bagian reserse dan kriminal mabes Polri, Komjen Ito Sumardi mengatakan tersangka yang notabene adalah seorang pejabat sebuah bank sudah ditahan dua hari lalu di sel Mabes Polri.
"Dia (tarsangka) yang memberikan data-data kepada pelaku. Dalam kapasitasnya memang dia yang bisa membuka data-data nasabah," timpal Ito Sumardi.
Dijelaskan, pejabat satu bank itu ditahan berdasarkan bukti-bukti serta keterangan saksi yang diperoleh kepolisian dari penyelidikan terhadap para pelaku yang sudah ditangkap sebelumnya.
Namun Ito Sumardi, dengan alasan menjaga hilangnya kepercayaan masyarkat terhadap bank itu hingga menimbulkan rush, menolak menjelaskan nama tersangka demikian pula nama bank tempat pejabat bank itu bekerja.
"Proses kasus ini tetap jalan. Tapi disisi lain kita juga harus menjaga kepercayaan masyarakat dan dimana pun juga bank-bank besar memang selalu jadi sasaran kejahatan ATM ini," ucapnya.
Sejauh ini pihak kepolisian sudah menahan tiga puluh orang lebih berkaitan dengan berbagai kasus pembobolan ATM di Indonesia.
Komjen Ito Sumardi mengatakan dari tiga puluh orang yang berhasil ditangkap sejauh ini, pihak kepolisian menduga ada beberapa sindikat yang melakukan pembobolan ini.
Sebagaimana diketahui, kasus pembobolan dana nasabah lewat ATM mulai mencuat pertengahan Januari. Beberapa nasabah di Bali melaporkan kehilangan dana mereka secara misterius ke pihak bank dan kemudian bank melaporkan hal tersebut kepada kepolisian.
Menurut laporan Polda Bali, aksi pembobolan ATM terjadi pada BCA, Bank Mandiri, BNI, BRI, BII dan Bank Permata. Kerugian akibat pembobolan ATM di Bali mencapai 4 miliar lebih dan mungkin jumlahnya akan lebih besar dari perkiraan.
Bank Indonesia awal pekan lalu mengatakan pembobolan uang nasabah enam bank di Bali itu mencapai 4 miliar rupiah dan menurut dugaan angka tersebut masih akan terus naik.
Kemudian kasus pembobolan menyusul terjadi sejumlah kota di Indonesia.
Sementara menurut data Bank Indonesia ada 236 rekening nasabah yang dibobol lewat 13 ATM yang kebanyakan berlokasi di Bali.
Bank sentral menduga penipuan ini dilakukan oleh jaringan internasional.
Namun kepolisian sampai saat ini belum pernah memberikan indikasi itu.
Harus Sering Ganti PIN
Bank Indonesia menyerukan agar nasabah yang memiliki alat transaksi berupa kartu ATM segera mengecek simpanan mereka dan melaporkan bila terjadi pencurian.Bank sentral juga meminta seluruh bank memperbaiki dan memperketat sistem keamanan mereka.
Sementara itu kepolisian menghimbau masyarakat tetap mengantisipasi upaya-upaya pembobolan ATM yang masih marak dengan sering-sering mengganti PIN.
Selain itu, kepolisian juga menghimbau masyarakat agar tidak menerima tawaran bantuan orang tak dikenal ketika mengoperasikan ATM.
epolisian juga telah mengusulkan agar mesin ATM dilengkapi alat pemindai sidik jari.
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan