SUARAPUBLIC – Aksi demo yang semakin sering terjadi disertai caci maki para demonstran kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dibahas dalam rapat di Istana Kepresidenan, Cipanas, Bogor, Jawa Barat, kemarin.
Perbuatan dan kata-kata para aktivis yang menyamakan dirinya dengan kerbau, dianggapnya berlebihan dan sudah tidak sejalan dengan budaya, nilai dan pranata sosial.
"Ada (demonstran) yang bawa kerbau. SBY badannya besar, malas, dan bodoh seperti kerbau, dibawa itu. Apa ya itu unjuk rasa sebagai ekspresi kebebasan?" tutur SBY dengan nada prihatin di hadapan para menteri, pimpinan lembaga nonkementerian, dan gubernur se-Indonesia di Istana Cipanas, Cianjur, kemarin.
Ada pula yang membawa kerbau yang tubuhnya dicat dengan tulisan Sibuya (pelesetan dari SBY). Sebuah pamflet bergambar SBY ditempelkan di bagian pantat kerbau. Gambar SBY itu berpakaian biru lengkap dengan kopiah, lantas diberi tulisan "Mundur!"
Kerbau yang dibawa demonstran itu milik seorang petani di Jatiwaringin, Bekasi. Menurut para demonstran, kerbau tersebut simbol kebebalan dan kebodohan. Atas semua itu, SBY menegaskan bahwa sikap dan ajakannya menata kembali model menyampaikan ekspresi sama sekali tidak dimaksudkannya untuk memasung demokrasi
SBY mengaku tak mempersoalkan aksi tersebut. Tanpa menganggu kebebasan demokrasi, SBY mengingatkan perlunya dijaga pranata sosial, hukum, dan perilaku dalam aksi demo.
“Contohnya, banyak orang yang beri masukan, Pak SBY apa cocok dengan speaker keras sekali dikatakan ’SBY maling’, ’Boediono maling’, ’menteri maling’,” kata presdien.
SBY menandaskan, demokrasi adalah cita-cita Indonesia. Maka, lanjutnya, bikinlah demokrasi itu lebih bermartabat, tertib, dan aman agar demokrasi yang diimpikan itu berjalan dengan baik.
Curhat Presiden SBY soal kerbau tampaknya tak digubris. Buktinya, kendati kemarin SBY terang-terangan mengeluhkan aksi demo sembari membawa kerbau, namun Rabu (3/2) siang aksi serupa kembali digelar di Bundaran HI, Jakarta.
Aksi dengan membawa kerbau digelar siang tadi mulai pukul 11.00 WIB. Penggagas aksi ini, Yosep Rizal dan peserta aksi membawa kerbau yang sama, dengan yang dibawanya dalam aksi 28 Januari, yang memicu curhat dari SBY di Cipanas pada Selasa kemarin. Kerbau itu disewanya dari seorang teman. Aksi ini mengatasnamakan Pemuda Cinta Tanah Air.
Sedangkan juru bicara Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi (Kompak), Fadjroel Rahman mengatakan, pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menilai aksi demo belakangan ini tidak sopan dan merusak martabat dan budaya bangsa, salah alamat.
Seharusnya yang dia salahkan adalah pemerintahannya sendiri yang selama 100 hari nol besar. "Mestinya SBY melihat substansi dari aksi tersebut. Bukan melihat dari sopan tidak sopan aksi yang dilakukan oleh rakyat dan aktivis. Kalau yang namanya demo kan bebas mengekspresikan," tandas Fadjroel, kemarin pagi.(*)
DISTRIBUTOR ARMOURA OBAT KECANTIKAN DAN DIET MENCERAHKAN KULIT COLLAGEN DAN
PLUM ORIGINAL ORIGINAL RESMI
-
Agen resmi armoura ramuan pelangsing badan mencegah penuaan dini collagen
dan plum original. Armoura minuman pelangsing dan kecantikan dan pemutih
wajah ...
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan