Dua Dokter Diadukan ke Polisi

SUARAPUBLIC - Dua dokter RSBK, Bekasi Timur, berinisial Hdy dan Arn dilaporkan ke Polrestro Bekasi oleh keluarga pasien, karena dugaan melakukan malapraktek.

Pasien bernama Silviana Demina (40) itu meninggal dunia pada Kamis (4/2). Suaminya, Noldy Pratasis (33) mengatakan, Silviana meninggal karena tidak mendapat perawatan yang sesuai dengan standar dari pihak rumah sakit.

Tindakan medis yang dilakukan bukan membuat istrinya membaik, melainkan lebih parah. Noldy telah melaporkan kasus yang dianggap malapraktik itu ke Polrestro Bekasi pada Rabu (3/2, saat istrinya koma. Dia menilai, dua dokter, Hdy dan Arn, tidak memberikan pelayanan medis sesuai standar kepada istrinya.

Warga Taman Wisma Asri RT 04/ RW 22, Teluk Pucung, Bekasi Utara itu mengatakan, pada 20 Oktober 2009, Silviana mengeluh sakit perut sehingga dibawa ke RSBK. Setelah seminggu dirawat, ibu empat anak itu menjalani operasi. Dokter pertama yang menangani Silviani menyatakan sang pasien terkena gangguan usus buntu. Tetapi menjelang operasi, korban dikatakan mengalami infeksi usus bernanah dan teroid.

Seusai dioperasi, Silviana dibawa ke ruang intensive care unit (ICU). Setelah sebulan menjalani perawatan, dia pun diperbolehkan pulang.
Seminggu di rumah, ternyata sakit pada perutnya kambuh. Dia pun dirawat lagi di ruang intermediate seminggu di rumah sakit yang sama sebelum diperbolehkan pulang.

Sebelum meninggal, Silviana sempat berpindah-pindah rumah sakit untuk mendapatkan kesembuhan. Selain di RSBK, Silviana juga sempat dirawat di RSH. Terakhir, dia dirawat di RSMK, Bekasi Timur.

Direktur RSBK, NDN, belum berhasil ditemui untuk dimintai konfirmasi karena sedang berada di luar kota. Kapolrestro Bekasi Kombes (Pol) Imam Sugianto membenarkan adanya laporan dari Noldy itu.

Namun polisi, kata Imam, belum bisa menyimpulkan apakah kasus kematian pasien Silviana itu akibat malapraktik. "Belum bisa disimpulkan malapraktik, karena keluarga korban belum selesai dimintai keterangan," tandasnya.(*)