Usia yang semakin tua, tak pernah menyurutkan gayanya yang eksentrik. Herman gemar mengenakan pakaian militer dan motor gede ataupun berkuda. Tak heran, ia terlihat lebih muda dari usianya. Padahal, ia telah dikaruniai belasan cucu sekarang. Lelaki ini pun mengoleksi senapan.
Saat menjadi duta besar RI di Madagaskar, Herman terus mengasah kemampuannya dalam berburu di hutan-hutan Tanzania dan Nairobi. Hobi itu pun sempat terbawa ketika ia kembali ke Indonesia.
Lebih unik lagi, mungkin dia adalah satu-satunya perwira militer yang terjun ke layar perak menjadi bintang film. Sedikitnya tercatat 12 judul film pernah dibintanginya. Kian lengkap karena Herman juga pernah menyunting bintang film Theresia Blezinsky. Tapi biduk rumah tanggnya kandas. Sederet kegiatan non militer itu, tentu tak bisa menghapus jejaknya sebagai seorang prajurit.
Satu keputusan besar pernah dilakukannya, saat ia bertugas memberantas pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun tahun 1948. Waktu itu, Hermanb erinisiatif membiayai kebutuhan logistik pasukannya secara mandiri. Sebagai Komandan Peleton Divisi Siliwangi di Garut, Herman memerintahkan perampasan barang-barang dari pihak musuh untuk dijual dan ditukar dengan makanan.
Di akhir jabatan militernya, Herman menghabiskan waktu dengan mengurus sejumlah organisasi dan bisnis. Selain menjadi Ketua Umum Promotor Tinju Indonesia (PPTI), ia pernah pula menjabat sebagai Ketua I Bidang Target Perbakin Jaya.
Di sisi bisnis ia dikenal sukses dengan usaha perhotelan dan juga eksportir kuda. Kini, setelah sekian lama tenggelam, nama pria kelahiran 24 Mei 1930 itu kembali "terkenal".(*)
.gif)
.gif)
.gif)
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan