SUARAPUBLIC – Gonjang-ganjing politik yang terjadi sejak pertengahan 2009, mulai membawa dampak serius. Pertama kalinya, Presiden SBY berencana akan melakukan evaluasi kesepakatan koalisi dengan partai politik mitra kolisi pemerintah. Presiden juga segera mengevaluasi para menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid II.
Saat melantik Wakil Menteri di Istana Negara Rabu (6/1), Presiden SBY mengatakan, akan melakukan evaluasi terkait dengan kontrak kinerja, pakta integritas, dan kesepakatan koalisi, meskipun tidak terkait langsung dengan para Wakil Menteri. "Saya akan mengevaluasi itu semua," tegas SBY.
SBY juga mengungkapkan, kondisi politik memang menghangat sejak usai pemilu, pembentukan KIB Jilid II, hingga bulan-bulan terakhir ini. Semua jajaran pemerintahan diminta tetap berkonsentrasi menjalankan pekerjaan pokok. Sebab, pemerintah pun berkonsentrasi penuh pada program 100 hari. Kendati program itu bukan ukuran keberhasilan pemerintah.
Ditanya komentarnya tentang pidato SBY, Wakil Ketua DPR yang juga salah seorang Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budisantoso, mengaku, tak ada yang perlu dikuatirkan dari pernyataan Presiden, sebab itu bukanlah sebuah peringatan dini atau warning yang disampaikan oleh Presiden sebagai kepala pemerintahan.
"Golkar dalam posisi sesuai dengan koridor politik yang telah disepakati.
"Golkar dalam posisi sesuai dengan koridor politik yang telah disepakati.
Golkar pasti mendukung Presiden secara politik, saat berada dalam posisi yang benar. Tak ada niat menjatuhkan kekuasaan, apalagi meredupkan citra pemerintahan SBY. Golkar sama sekali tak punya skeanrio dan konsep begitu," tepis Priyo, usai menghadiri acara pelantikan wakil Menteri.
Sedangkan Pengamat Politik Umar S Bakry, mempertanyakan, apa tolok ukur dipakai para menteri saat menyebut 80 persen target kinerja KIB II telah tercapai. Selama 100 hari pertama kabinet, justru masyarakat melihat hukum tak mampu memenuhi rasa keadilan, situasi politik belum terkonsolidasi secara baik, dan kondisi ekonomi menimbulkan pesimisme.
"Jika merombak kabinet, nanti SBY merasa sebagai orang yang benar. Padahal kunci ada di tangan SBY. Perombakan akan memperlihatkan SBY seringkali melemparkan kesalahan pada anak buahnya. Jangan-jangan itu cermin dari ketidakmampuan SBY membentuk kabinet," sebut Umar di Jakarta.(*) FOTO : Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono
.
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan