Seorang diplomat yang bertugas di Port-au-Prince, Haiti menggambarkan, gempa yang terjadi, kemarin, sebagai malapetaka terdahsyat negeri itu. Suasana malam di ibukota Haiti, berpenduduk 2 juta jiwa dalam keadaan darurat. Di seantero kota, banyak gedung yang belum rubuh terancam ambruk. Warga terluka terlihat di mana-mana. Sedangkan yang selamat terpaksa tidur di jalan-jalan.
Peringatan tsunami menjadi isu yang menyebar ke warga negeri tetangganya, khususnya Cuba, Bahama dan kawasan lain di Karibia. Gempa terkuat yang pernah terjadi di negeri itu, berkekuatan 7.0. Scala Richter, terjadi sekira 10 mil sebelah barat kota Port-au-Prince dengan kedalaman 5 mil, pukul 4.30, Rabu (12/1).
Presiden lembaga pengumpul dana UNICEF di AS Caryl Stern menyatakan, pihaknya memiliki 100 pekerja di Haiti. Pekerja UNICEF di Port-au-Prince melaporkan padanya, ada sekolah ambruk dan anak-anak terkubur di dalamnya.
Rachmani Domersant dari lembaga Food for the Poor mengatakan, memasuki malam hari ibukota Port-au-Prince gelap gulita. Ribuan orang duduk-duduk di jalan tidak tahu mau pergi ke mana. Orang-orang berlarian, menangis dan berteriak. Mereka berupaya mencari korban di bawah reruntuhan dengan lampu senter.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama sudah mengeluarkan pernyataan, bahwa dia memikirkan dan berdoa untuk warga Haiti serta AS siap untuk membantu mereka.
Duta Besar AS untuk Haiti mengatakan, meski kantor kepresidenan dan sejumlah gedung perkantoran pemerintah Haiti mengalami kerusakan dalam gempa dahsyat, tapi Presiden Rene Preval dan istrinya selamat dalam gempa.(*)
.gif)
.gif)
.gif)
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan