Dua WNI Selamat dari Gempa Haiti

SUARAPUBLIC-Departemen Luar Negeri RI memastikan, dua warga negara Indonesia selamat dari gempa besar di Haiti, Rabu (13/1). Kedua WNI itu bekerja sebagai relawan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Salah satu yang selamat berasal dari Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat.

"Dua WNI selamat dari bencana gempa di Haiti. Jumlah korban tewas diperkirakan mencapai ratusan ribu orang. Sebagian besar bangunan Port au Prince, ibukota Haiti rusak parah, akibat gempa tujuh skala Richter tersebut.

Mayat berserakan dan masih banyak yang belum bisa dikeluarkan dari reruntuhan bangunan karena minimnya peralatan berat," kata seorang pejabat Deparlu RI, kemarin.

Sedangkan pemerintah AS memilih langkah mengevakuasi warganya yang berada di Haiti, sehari setelah gempa berkekuatan tujuh skala richter menggucang negara Kepulauan Karibia tersebut.

"Pemerintah AS memulai proses evakuasi terhadap Warga AS yang berjumlah tidak banyak dari Haiti. Sebagian dari mereka menderita luka-luka," ucap Juru Bicara Kementrian Luar Negeri AS Phillip Crowley.

Sekitar 160 warga AS yang terluka telah diterbangkan melalui pesawat Hercules C-130 menuju Guantanamo di Kuba. Dua pesawat C-130 tersebut akan membawa Warga AS yang terluka itu untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Menurut keterangan Diplomat AS yang berada di Haiti, diperkirakan warga AS yang bermukim di negara tersebut berjumlah sekira 40 ribu hingga 45 ribu jiwa. Selain berusaha untuk mengevakuasi warganya, Deparlu AS juga mencari kepastian mengenai laporan tewasnya tiga warga AS saat gempa tujuh skala richter yang terjadi di Haiti.

Presiden AS Barack Obama sudah memerintahkan bantuan regu penyelamat untuk segera berangkat ke Haiti. Saat ini Militer AS bersama Kapal Penjaga Pantai dalam perjalanannya menuju wilayah yang terkena gempa.

Sampai hari ini belum ada jumlah resmi korban yang dikeluarkan oleh Pemerintah Haiti. Gempa melanda negara tersebut, Selasa 12 Januari malam waktu setempat. Tapi Perdana Menteri Haiti Jean Max Bellerive memperkirakan, korban bisa mencapai sekitar 100 ribu jiwa.(*)