Cina Tak Takut Ancaman Goggle


SUARAPUBLIC - Pemerintah Cina tidak peduli terhadap ancaman Google, meski akan hengkang, jika pemerintah Tirai Bambu itu masih membatasi akses nformasi yang disediakan Google lewat laman Google.cn.

Pejabat Cina mengeluarkan pernyataan sebagai respon atas ancaman Google dua hari sebelumnya. Juru bicara Kementrian Luar Negeri Cina, Jiang Yu, justru mempertegas kebijakan pemerintah tentang isi di laman internet. "Cina menyambut baik perusahaan internet internasional berbisnis di Cina, asalkan sesuai aturan," kata Yu, Kamis (14/1).

Pihak Google sendiri masih berharap dapat membujuk pemerintah Cina, agar menyetujui perubahan yang memungkinkan pengguna situs pencarian di China itu mendapat informasi tanpa sensor. Juru bicara Google Inc, Scott Rubin merasa optimis, harapan perusahaannya bisa tercapai.

Bila kompromi tidak tercapai dalam beberapa pekan ini, pihak Google akan menarik diri sepenuhnya dari Cina. Namun Google tidak menetapkan batas waktu untuk mengakhiri kebuntuan. Google telah terlibat kontak dengan pemerintah Cina untuk memberitahukan tentang rencana itu. Tapi hingga kini, Rubin pun tidak tahu apakah kedua belah pihak sudah menjadwalkan pertemuan.

Masalah mulai mencuat Kamis pekan lalu, ketika sejumlah potongan gambar tentang dari Tragedi Lapangan Tianamen tahun 1989 muncul di laman pencarian Google.Cn. Para pengguna internet menyimpulkan, Google mulai menentang aturan pemerintah Cina tentang aturan sensor pada isu politik yang sensitif.

Rubin menegaskan, laman Google.cn masih menyensor hasil pencarian untuk mematuhi aturan Cina, sekaligus melindungi para karyawan Google di negeri panda itu. Google bersiap meninggalkan Cina yang merupakan pasar terbesar pengguna internet, karena serangan hacker pada akun email milik para aktifis Hak Asasi Manusia (HAM) yang memprotes kebijakan pemerintahan negeri komunis itu.

Versi pihak Google, serangan hacker antara lain menyerang 20 perusahaan publik lainnya. Bahkan IDefense, bagian keamanan di perusahaan VeriSign Inc., mengeluarkan sebuah laporan yang menyebut hacker telah menyerang setidaknya 34 perusahaan, termasuk Google.

Pelacakan Google mengarah kepada hacker di Cina. Tapi sejauh ini tidak terkait langsung dengan pemerintah ataupun agen-agen Cina. Hanya saja pihak IDfense mengatakan, sumber di kalangan inteljen mengungkapkan serangan itu berasal dari entitas asing yang terdiri dari agen-agen Cina.

Pemerintah Amerika Serikat memuji langkah Google yang berani berkonfrontasi dengan pemerintah Cina, tentang masalah sensor setelah terungkapnya peretasan alamat email. "AS telah sering menjelaskan ke China tentang pandangan kami akan pentingnya penggunaan internet tak terbatasi," sebut juru bicara Gedung Putih, Nick Shapiro.

Pertikaian dua pihak bakal berlanjut, karena tudingan soal pembajakan akun email dibantah pemerintah China. Jubir kementrian luar negeri China, Jiang Yu menegaskan, pemerintah China melarang peretasan alamat email.(*)
Share this article :
|
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. LINTAS GLOBAL - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger