(SUARAPUBLIC)-Menteri luar negeri ad interim Australia, Simon Crean, mengatakan kasus kekerasan yang menimpa dua warga India dalam sepekan terakhir bukan karena kebencian ras. Dan dia berharapa baik pemerintah India dan Australia sepakat agar dua kasus itu jangan sampai mengganggu hubungan bilateral.
Simon Crean merujuk kepada kasus pembakaran yang menimpa seorang warga keturunan India di Australia Sabtu pekan lalu. Korban adalah seorang pria berusia 29 tahun bernama Jaspreet Singh.
Dalam peristiwa itu Singh sengaja dibakar hidup-hidup oleh sekolompok pria tidak dikenal di kawasan Essendon, Melbourne, pada Sabtu dini hari, 9 Januari 2010.
Akibat kejadian tersebut Singh dikabarkan menderita luka bakar hingga 20 persen dan kini tengah dirawat di Rumah Sakit Alfred Hospital dalam kondisi stabil.
Selanjutnya kejadian kekerasan juga terjadi pada Sabtu dua pekan lalu, seorang mahasiswa berusia 21 tahun asal India, bernama Nitin Garg, tewas ditusuk saat berjalan menuju tempat kerjanya, di Kota Melbourne.
Terhadap dua kasus kekerasan tersebut, Crean, menegaskan bahwa kasus ini bukanlah bermotifkan kebencian atas etnis India. "Bukan hanya kepolisian negara bagian Victoria yang menyatakan tidak ada bukti bahwa dua kasus itu berdasarkan sentimen rasial," kata Crean kepada Pers
Crean, menyambut baik sikap pemerintah India yang meminta kalangan media massa di negaranya untuk tidak emosional dalam memberitakan kasus-kasus itu.
Namun demikian , pemerintah India mendesak aparat berwenang Australia segera bertindak cepat dalam menindak para pelaku kejahatan atas warga mereka. Pemerintah India berharap agar para pelaku harus segera diadili dan mendapat ganjaran hukum yang setimpal atas kejahatan yang dilakukan.
DISTRIBUTOR ARMOURA OBAT KECANTIKAN DAN DIET MENCERAHKAN KULIT COLLAGEN DAN
PLUM ORIGINAL ORIGINAL RESMI
-
Agen resmi armoura ramuan pelangsing badan mencegah penuaan dini collagen
dan plum original. Armoura minuman pelangsing dan kecantikan dan pemutih
wajah ...
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan