JAKARTA-Anggota panitia khusus (pansus) Century dari Partai Golkar Bambang Soesatyo berpendapat, komentar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terhadap imbauan nonaktif terhadap Boediono dan Sri Mulyani dianggap tidak tepat.
Hal tersebut ia ungkapkan dalam diskusi yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Markas HMI di Jalan Diponegoro, Jakarta, Minggu (20/12). "Imbauan tersebut kami tujukan kepada individu Sri Mulyani dan Boediono, bukan kepada Presiden. Imbauan ini lebih kepada pendekatan moral," papar Bambang di tengah-tengah diskusi yang bertemakan Quo Vadis Pasus Angket Bank Cemtury?.
Menurut Bambang, imbauan tersebut seharusnya dilihat sebagai itikad baik pansus untuk menjaga kehormatan bangsa ini. "Bayangkan bila kami pansus berperan sebagai jaksa penyidik yang menginterogasi Wakil Presiden sebagai simbol negara, apa kata dunia?" ungkapnya.
Kehadiran Boediono, lanjut Bambang, haruslah sebagai warga negara biasa agar tidak menimbulkan penghalang psikologis di antara anggita pansus. "Kami ingin saat Boediono masuk ke ruang sidang adalah Boediono sebagai mantan gubernur BI," tegasnya.
Reaksi Presiden di sela-sela konferensi di Konpenhagen, Denmark, Jumat (18/12), pukul 20.00 waktu setempat, menurut Bambang, sekali lagi menunjukkan sikap reaksioner Presiden yang tidak tepat. "Saya tidak tahu apakah karena di luar negeri, sehingga informasi yang diterima Presiden tidak lengkap atau bagaimana," sesal Bambang.
Berbeda dengan Bambang, Ruhut Sitompul yang juga menghadiri diskusi tersebut justru menilai konferensi pers yang dilakukan Presiden sebagai bukti kepedulian SBY terhadap kasus ini.
"Selama ini, kita selalu menilai presiden lamban. Pernyataan Presiden tentang imbauan nonaktif ini justru bukti Presiden tidak pernah lengah memantau perkembangan pansus," tegas anggota Fraksi Partai Demokrat tersebut.
Dalam kesempatan yang sama Ruhut juga menyayangkan sikap para inisiator hak angket yang senantiasa merasa produk-produk pansus sebagai hasil jerih payah mereka. "Usulan imbauan itu kan atas idenya Anas Urbaningrum," ucapnya dengan nada mencibir.SUMBER:MEDIA INDONESIA
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan