(JAKARTA): PT Adaro Energy Tbk berhasil memenangkan persaingan untuk mengakuisisi 25% saham tambang batu bara milik perusahaan asal Australia BHP Billiton di Maruwai, Kalimantan Tengah. PT AdaroEnergy Tbk dinilai perusahaan asal Australia tersebut sebagai mitra lokal yang cukup kuat.
“Kesepakatan dengan Adaro ini memberikan mitra kerja lokal yang kuat demi memastikan kesuksesan pengembangan batu bara metalurgi kelas dunia kami di Indonesia. Kami akan melanjutkan komitmen kuat melindungi biodiversity di wilayah tersebut,”ujar BHP Billiton President Metallurgical Coal Hubie van Dalsen dalam siaran persnya, kemarin.
BHP Billiton sepakat membentuk joint venture dengan unit usaha Adaro tersebut untuk pengembangan Indonesian Coal Project (ICP). Dalam joint venture ini, BHP Billiton memegang 75% saham dan sisanya dimiliki PT Adaro Energy Tbk. Berdasarkan informasi dari BHP Billiton, potensi batu bara termal dan metalurgi yang belum dikembangkan dalam ICP mencapai 774 juta ton.
Adapun proyek ICP terdiri dari tujuh perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B) yang berlokasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Lebih lanjut BHP menuturkan, penyelesaian transaksi masih menunggu persetujuan dari Pemerintah Indonesia. Direktur Adaro Andre J Mamuaya mengatakan, dalam kerja sama itu, perseroan akan memiliki porsi 25% saham melalui pembelian sahamtujuh perusahaan.
Ketujuhperusahaan itu,yakni PT Maruwai Coal, PT Juloi Coal, PT Kalteng Coal,PT Sumber Barito Coal,PT Lahai Coal, PT Ratah Coal dan PT Pari Coal.
Pembelian tersebut, menurut dia, sudah sejalan dengan strategi perseroan untuk meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi perusahaan. “Selain itu, juga membuka jalan tercapainya visi kami untuk menjadi perusahaan tambang batu bara dan energi terintegrasi terbesar dan terefisien di Asia Tenggara,”ujarnya.
Seperti diketahui tambang milik BHP Billiton ini diminati oleh banyak perusahaan, seperti PT Rajawali Corporation. Bahkan saat dimintai tanggapannya dua hari lalu, Managing Director and Chief Business Development Rajawali Corporation, Darjoto Setiawan masih berharap pihaknya diberi kesempatan untuk membeli 25% saham tambang batu bara di Maruwai.
”Kalau BHP available, Rajawali tetap berminat. Kami tetap mau kalau diberi kesempatan oleh BHP,”tutur Darjoto.
Selain Rajawali Corporation, terdapat 25 perusahaan lainnya yang juga berniat memasukkan aplikasi ke BHP Billiton. Sebelumnya Rajawali Corporation menyatakan, pihaknya berencana mengakuisisi tambang milik BHP Billiton tanpa membentuk konsorsium atau menggandeng pihak lain.
Pasalnya, kas Rajawali masih cukup untuk melakukan akuisisi. Proyek batu bara Maruwai terdiri dari tujuh Perjanjian karya Pengusahaan Pertambangan batu bara (PKP2B). Dari tujuh PKP2B tersebut,BHP Biliton tengah membangun Tambang Haju (PT Lahai Coal) dan melakukan kajian kelayakan pada blok Lampunut (PT Maruwai Coal).
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan