(SUARAPUBLIC.CO.CC) - Meski dapat peringatan dari pemerintahan Cina, Presiden AS Barack Obama tetap ngotot ingin bertemu pemimpin spiritual Tibet Dalai Lama. Bahkan Pertemuan mereka direncananya akan digelar Minggu depan.
Juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs menegaskan, bahwa Obama akan bertemu dengan pemimpin spiritual Tibet di pengasingan pada tanggal 18 Februari. “Dalai Lama adalah seorang pemimpin agama yang dihormati secara internasional. Dia seorang juru bicara bagi hak-hak Tibet,” ujar Robert Gibbs, dikutip dari Aljazeera.net, Minggu (14/2).
Robert Gibbs mengatakan, Obama tidak bermaksud untuk menyakiti pemerintah China karena menemui Dalai Lama. “Presiden berharap untuk melibatkan diri secara konstruktif pada sebuah pertemuan,” imbuh Robert.
Pertemuan Obama-Dalai direncakan akan berlangsung di White House Map Room dan bukan di Oval Office, ruangan dimana Obama biasanya bertemu pejabat asing. Sementara, tindakan Obama menuai aksi keras dari pemerintah China. China bahkan mendesak Obama agar membatalkan pertemuan tersebut.
“China mendesak Amerika Serikat untuk segera membatalkan keputusan menggelar pertemuan Presiden Obama dengan Dalai Lama. Hal ini untuk menghindari rusaknya hubungan antarnegara,” kata juru bicara Kementrian Luar Negeri China Ma Zhaoxu.
Obama menghindari Dalai Lama ketika ia berada di Washington pada 2009, dalam sebuah upaya yang tampaknya untuk membangun hubungan baik dengan Beijing di tahun pertamanya sebagai presiden, termasuk melakukan sejumlah pertemuan dengan Presiden Hu Jintao.
Namun dia memperingatkan para pemimpin China dalam sebuah kunjungan ke Beijing November lalu bahwa ia berniat untuk bertemu dengan pendeta Buddha itu.
Dalai Lama meninggalkan Tibet menuju ke pengasingan di India pada 1959, setelah kegagalan perlawanan terhadap pemerintahan China. Dia menyangkal menginginkan kemerdekaan bagi Tibet. Dia bersikeras bahwa ia hanya mencari “otonomi yang berarti”.
Dalai Lama Desak Rakyat Tibet di Pengasingan Tidak Rayakan Tahun Baru China
Ditengah rencana pertemuannya dengan presiden AS yang ditentang habis pemerintah komunis China, Dalai Lama mendesak rakyat Tibet agar tidak merayakan hari raya Tahun Baru China atau yang mereka sebut dengan Losar.
Berbicara di hadapan ribuan pengikutnya di kuil utama Buddha di kota Dharamsala, India utara, peraih hadiah Nobel Perdamaian itu mengatakan, seruan itu dikemukakannya demi menghormati rakyat Tibet di kawasan Himalaya.
“Kami mendengar suara-suara dari Tibet bahwa mereka tidak akan merayakan Losar. Kita harus menghormati dan mematuhi seruan itu,” demikian ujar Dalai Lama seperti dilaporkan Reuters, Minggu (14/2).
“Warga Tibet di pengasingan lebih mendapatkan kebebasan ketimbang mereka yang ada di tanah Tibet,” tambahnya usai memanjatkan doa dan melakukan sejumlah ritual keagamaan lainnya.
Ini merupakan tahun kedua bagi rakyat Tibet di Dharamsala––markas utama Dalai Lama––tidak merayakan Losar, tahun baru dalam kalender China yang biasanya ditandai dengan nyanyian dan tarian tradisional.
Tahun lalu, rakyat Tibet di pengasingan secara bersama tidak merayakan Losar sebagai bentuk kemarahan dan protes atas pembubaran paksa berdarah demonstrasi anti China di Tibet pada Maret 2008 lalu.
Di tengah upaya Dalai Lama membalas komentar politik Beijing terkait rencana pertemuannya dengan Presiden Obama, ratusan rakyat Tibet membubuhkan tanda tangan di atas sejumlah kartu pos bertuliskan “Saya Cinta Tibet”, sebagai bentuk ucapan “Tashi Delek” yang berarti selamat Tahun Baru dalam bahasa tradisional Tibet kepada Obama.
Para warga Tibet di pengasingan itu juga mengekspresikan harapan mereka bahwa pertemuan Obama-Dalai Lama akan menghasilkan sejumlah aksi nyata seputar masalah tanah Tibet.
China pada Jumat pekan kemarin kembali mendesak Obama agar membatalkan rencana pertemuannya dengan Dalai Lama, yang semakin mempertajam ketegangan hubungan kedua negara yang sebelumnya telah panas terkait isu perdagangan dan nilai tukar mata uang serta penjualan senjata ke Taiwan.
Dalai Lama berkali-kali mengutarakan keinginannya untuk memperoleh otonomi murni tingkat tinggi atas tanah Tibet, yang telah ditinggalkannya sejak 1959. Beijing sendiri menganggap pemimpin spiritual Tibet tersebut sebagai separatis berbahaya dan bertanggung jawab atas serangkaian kerusuhan di Tibet.
AS mengatakan mereka menerima Tibet sebagai bagian dari teritorial berdaulat China, namun tetap mengingingkan Beijing agar mau duduk bersama dengan Dalai Lama untuk menyamakan perbedaan pandangan soal masa depan Tibet.
DISTRIBUTOR ARMOURA OBAT KECANTIKAN DAN DIET MENCERAHKAN KULIT COLLAGEN DAN
PLUM ORIGINAL ORIGINAL RESMI
-
Agen resmi armoura ramuan pelangsing badan mencegah penuaan dini collagen
dan plum original. Armoura minuman pelangsing dan kecantikan dan pemutih
wajah ...
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan