Bayangkan sebuah obat yang bisa mengobati berbagai gangguan kesehatan, mulai dari kanker, jantung, kelebihan berat badan hingga obat yang bisa meningkatkan memori dan performa para atletik, atau sekadar flu. Sebenarnya, jawabannya bukanlah obat-obatan medis, seperti suntikan atau obat oral. Kita bahkan sudah mengenalnya sejak lama. “Obat” itu adalah tidur.
Menurut para ahli, tidur malam setidaknya 7-8 jam adalah waktu yang ideal agar tubuh bisa mendapatkan “pengobatan” mujarab. Sayangnya, seperti hasil jajak pendapat terbaru oleh self.com, sekira 15 persen di antara kita hanya tidur selama enam jam semalam.
“Tidur tidak ada bedanya dengan diet atau olahraga,"kata Carol Ash DO, ahli spesialis tidur di Jamesburg, New Jersey, Senin (25/1).
Kita tahu bahwa makan 10 persen lebih banyak kalori per hari dapat menambah 15 pon berat badan selama setahun. Tapi, kita tak mengerti bahwa tidur kurang dari waktu tidur ideal, membawa risiko yang sama terhadap kelebihan berat badan.
Faktanya, wanita yang tidur sekurangnya lima jam semalam kemungkinan bertambah berat badan minimal 33 pon dalam waktu 16 tahun ke depan dibanding mereka yang tidur tujuh jam atau lebih. Demikian menurut laporan American Journal of Epidemiology.
Itu hanyalah permulaan. Fakta lain mengatakan, sangat baik bagi tubuh kita untuk pulih usai aktivitas lewat lima tahapan tidur dalam semalam.
Empat tahapan pertama adalah kunci untuk memperbaiki metabolisme kesehatan, belajar, dan mengingat (memori). Sementara tahapan kelima atau terakhir (Rapid Eye Movement/REM) penting untuk mengembalikan mood dan membentuk memori-memori emosional. Melewatkan sebuah atau dua buah siklus, maka sistem kekebalan tubuh, kesehatan jantung, fungsi otak, akan terganggu.
Lebih dari 8 jam
Kurang dari 7 jam
6 jam atau kurang
5 jam atau kurang
Kemungkinan besar ini akibat peningkatan tingkat hormon kortisol, hormon stres yang menyempitkan pembuluh jantung, menurut laporan dalam jurnal Sleep.(*)
Posting Komentar
Disclaimer : Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan editorial redaksi SUARAPUBLIC. Redaksi berhak mengubah kata-kata yang berbau pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan